Cari Blog Ini

Rabu, 28 Juli 2010

Membuat Manisan Terung Craigi

Manisan merupakan salah satu jenis makanan yang sudah dikenal masyarakat Indonesia. Mengingat pembuatan manisan dapat dilakukan dengan mudah, sekalipun menggunakan peralatan tradisional. Selain itu, bahan baku manisan di Indonesia cukup melimpah dan mudah didapat. Hanya tinggal proses yang inovatif dan kreatif dalam pengolahannya.

Bila dilihat jenisnya, manisan ada dua macam, yaitu manisan kering dan manisan basah. Perbedaan kedua macam manisan tersebut adalah cara pembuatannya, daya awet dan penampilannya. Sedangkan, bahan baku yang digunakan cukup banyak ragamnya. Bahan baku manisan dibuat, bukan hanya dari buah-buahan saja, tetapi dari beragam jenis sayuran pun bisa dimanfaatkan. Prosesnya pun tidak jauh berbeda dengan pembuatan manisan dari buah-buahan. Selain itu, rasanya pun bisa bersaing, dengan manisan dari buah-buahan.

Salah satu jenis sayuran yang dapat dibuat manisan yaitu dari terung (Solanum melongena L). Sayuran terung, dikalangan masyarakat kita sangat poluler. Sebab jenis sayuran lalaban ini sangat mudah didapat dan harganya pun sangat murah. Sehingga segala lapisan masyarakat hampir tiap hari mengkonsumsinya. Pembuatan manisan terung bila ditinjau secara ekonomi sangat menguntungkan. Selain bahan bakunya murah, harga jual manisan terungnya cukup mahal, karena memiliki rasa yang kenyal dan lezat. Bila dibandingkan dengan buah kurma rasanya hampir sebanding.

Kamis, 22 Juli 2010

Cara Membuat Manisan Pepaya

Manisan Pepaya

 
BAHAN:
1 buah (2,5 kg) pepaya mengkal, kupas
750 gula pasir

Larutan garam:
1 1/2 L air
4 sdm garam

Larutan kapur:
11/2 L air
3 sdt kapur sirih

CARA MEMBUAT:
  1. Potong pepaya melintang sepanjang 10 cm. Belah 2 membujur 2. Serut memanjang.
  2. Buat 2 sayatan yang sama lebarnya di setiap potong pepaya, dimulai dari sisi atas 11/2 cm dan sisi bawah 1 1/2 cm, sehingga akan diperoleh 3 bilah sayatan tidak putus. Rendam dalam larutan garam hingga layu. Tiriskan.
  3. Tumpuk 2 potong papaya, masukkan setiap bilah sayatan papaya di bagian bawah di antara setiap bilah sayatan papaya bagian atas. Anyam tiap 2 potong pepaya menjadi satu hingga berbentuk kepang.
  4. Regangkan papaya bagian atas dan bawah hingga berongga. Satukan kedua ujung papaya bagian atas dan masukkan ke arah rongga sambil dibalik dan ditarik ke atas hingga diperoleh pola anyaman kepang. Buka kedua ujung papaya bagian atas dengan arah yang berlawanan sehingga bentuknya seperti sayap kupu-kupu. Rendam dalam air kapur sirih semalaman. Cuci bersih hingga airnya bening.
  5. Masukkan 150 g gula ke dalam pepaya, aduk rata. Diamkan selama 2 jam hingga keluar air. Tiriskan , sisihkan airnya.
  6. Tambahkan air gula bekas rendaman pepaya dengan 100 g gula. Masak hingga kental. Angkat. Dinginkan. Tuangkan air gula ke pepaya. Rendam semalaman hingga keluar air. Lakukan step 4 dan 5 sebanyak 2 kali hingga gula habis. Tiriskan pepaya. Sajikan. 
dikutip dari http://www.femina-online.com/kuliner/kuliner_detail.asp?id=29&cid=3&views=782

Senin, 05 Juli 2010

Sejarah Berdirinya KIR SMA SULUH

Ekskul KIR SMA Suluh didirikan dengan dasar adanya siswa SMA Suluh, Rika Setiani kelas IIIA waktu itu, yang berhasil menjadi pemenan ke 2 lomba karya ilmiah remaja nasional Th 1987. kemudian Pemda DKI Jakarta membantu membangun Laboratorium IPA untuk SMA Suluh. berdasarkan hal tersebut maka Alm. Bpk.Drs.Soemaedi, kepala SMA Suluh waktu itu mendorong didirikanya Ekskul KIR di SMA Suluh sebagai wadah kegiatan ilmiah bagi para Siswa-Siswi SMA Suluh, akhirnya pada tanggal 14 Juli 1990 Ekskul KIR SMA Suluh resmi didirikan sebagai pembina yang pertama ditunjuk adalah Bpk.Drs.R. Waspodo Prasetio dan Ibu Dra.Enny Mulyani dengan dibantu Assistent Pembina yaitu Yenri Yulita lulusan Th 1999 beserta beberapa alumni lainya.

Pembina KIR berikutnya yang pernah menjabat, Ibu Suyanti Bsc (PNS Kementrian ), Ibu NUke Wikan Ssi, Pak Udin Spd, Pak KSA Munawar ST, Ibu Niken Puji Lestari Spd, hingga sekarang yang masih menjabat Bapak Drs.R.Waspodo Prasetio dan Ibu Nidyan Sumardani S.ag

Prestasi Yang Pernah Diraih

1. Finalis ISPO ( International Sains Project Olympiad ) di Jakarta Th. 2010
2. Juara II lomba Foto Pemanfaatan Sampah Organik di Laboratorium FABINA UNAS Jakarta Selatan Th. 2009
3. Finalis Cerdas Cermat Terumbu Karang Tingkat Nasional di Seaword Ancol

Jumat, 02 Juli 2010

PROSES TERJADINYA HUJAN

September, Oktober, Nopember, dan Desember adalah empat bulan terakhir di penghujung tahun. Kata orang bulan yang akhirannya -ber itu biasanya bulan yang sering diguyur hujan, bener nggak sih? Hm…Sepertinya kita harus membuktikan hal itu, jangan hanya jadi rumor doank!
Well, hujan adalah suatu berkah dari Allah. Dengan adanya hujan tanaman-tanaman raksasa ataupun liliput yang ada di dunia ini bisa hidup, karena air adalah salah satu bahan untuk mengolah makanan mereka. Namun hujan pun bisa menjadi bencana bahkan musuh terutama bagi manusia. Hujan yang berlebihan bisa menyebabkan banjir dan yang pastinya sih segala aktivitas outdoor nggak bisa dilaksanain kalau hujan, ya nggak? Kalau dipikir-pikir hujan datangnya dari mana ya? Tau sih kalo dari langit tapi… apa langit mempunyai persediaan air kayak sumur gitu? Koq nggak pernah habis sih air yang ada di langit? Nah… untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut saya akan memaparkan bagaimana proses turunnya hujan. Mau pada tau nggak? Dibaca donk yang di bawah ini!

PROSES PEMBUATAN TEMPE

PROSES PEMBUATAN TEMPE

Sediakan kedele 1 kg Kedele dipilah-pilah, buang kedele yang rusak/busuk Setelah selesai kedelai kemudian direndam semalam Selanjutnya, buang air rendaman dan kedelai dicuci bersih Rebus sampai mendidih kedelai yang sudah selesai dicuci Lakukan perendaman kedelai, sekitar 12-24 jam. Lakukan pencucian dengan air mengalir Kemudian, kedelai dikelupas kulitnya sampai bersih Kedelai yang sudah selesai dikelupas, selanjutnya direbus sampai mendidih Setelah mendidih, kedelai didinginkan/ditiris. Setelah dingin benar, lakukan peragian, 1/2 sendok teh ragi untuk 1 kg kedele Selanjutnya tempe dibungkus, bisa dengan daun pisang atau plastik yang dilubangi dengan paku jarak +- 1 cm. Setelah dibungkus, lakukan proses fermentasi/pemeraman, 24 jam pertama ditutup rapat, lalu dibuka.